Perpustakaan mempunyai peranan yang sangat penting yaitu sebagai tempat belajar bagi masyarakat dalam mengembangkan potensi mereka sehingga menjadi masyarakat berilmu dan mempunyai kecakapan untuk memberikan masukan- masukan dalam pengambilan kebijakan. Untuk dapat melaksanakan peran dan fungsinya diperlukan dukungan- dukungan dari berbagai pihak, hal ini sesuai undang- undang perpustakaan Nomor 43 tahun 2007 dalam pasal 8 poin a disebutkan bahwa Pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/ kota berkewajiban untuk menjamin penyelenggaraan dan pengembangan perpustakaan di daerah.
Pemerintah provinsi DIY melalui Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah telah menyelenggarakan perpustakaan khusus dan perpustakaan umum untuk memenuhi kewajiban yang telah diamanatkan dalam undang- undang perpustakaan tersebut di atas. Tetapi dalam pelaksanaannya, perpustakaan yang mempunyai sub sistem di dalamnya yaitu pustakawan belum sepenuhnya melaksanakan kewajiban tersebut. Setiap perpustakaan seharusnya mempunyai pustakawan dalam melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan tetapi pada kenyataannya hal itu belum terwujud.
Permasalahan yang sebenarnya yaitu terletak pada formasi pustakawan yang belum memenuhi formasi yang telah ditentukan di provinsi DIY. Kalau dilihat dari para pustakawan yang ada di provinsi DIY, maka mereka hanya terdapat di BPAD. Kemungkinan besar perpustakaan di lembaga dan perpustakaan umum lain masih banyak kekurangan pustakawan. Kemudian bahwa untuk menjalankan fungsinya suatu perpustakaan harus dikelola oleh tenaga perpustakaan yang ahli dalam bidangnya. Kenyataan yang ada adalah berbanding terbalik dengan pernyataan tersebut. Di perpustakaan- perpustakaan provinsi DIY kebanyakan pengelola perpustakaan adalah bukan seorang lulusan D2/ S1 ilmu perpustakaan, dokumentasi dan informasi, atau mereka yang mendapat pendidikan formal tentang pengelolaan perpustakaan seperti pendidikan kilat pengelolaan perpustakaan. Kebanyakan dari mereka adalah pegawai mutasi yang tidak mempunyai keahlian dibidangnya. Sebagai contoh, di perpustakaan- perpustakaan sekolah pengelola perpustakaan biasanya adalah seorang guru yang diperbantukan untuk mengelola perpustakaan. Kadang pula adalah seorang pegawai administrasi atau TU ( Tata Usaha ). Selain di perpustakaan sekolah adalah di perpustakaan instansi seperti perpustakaan Rumah Sakit, perpustakaan Ban, dan sebagainya.
Dengan melihat kondisi di atas yang menunjukkan adanya pustakawan atau pengelola perpustakaan di provinsi DIY yang masih terbatas, serta jumlah yang ada masih kurang memenuhi kualifikasi pendidikan yang disyaratkan dalam bidang perpustakaan maka akan mempengaruhi kualitas layanan perpustakaan.
Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut, perlu adanya revitalisasi pustakawan di provinsi DIY. Revitalisasi pustakawan dapat dilakukan melalui dua tahap, yaitu perencanaan formasi pegawai dan pengadaan pegawai. Perencanaan formasi untuk pustakawan dengan memperhatikan adanya peluang para calon pustakawan yang nantinya akan menggantikan posisi/ jabatan para pustakawan yang memasuki masa pensiun. Perencanaan formasi untuk pustakawan di setiap perpustakaan, baik perpustakaan instansi maupun perpustakaan umum. Kedua adalah tahap pengadaan pustakawan atau pengelola perpustakaan. Pengadaan pegawai dimaksudkan untuk mengisi lowongan. Posisi lowong tersebut bisa disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu kematian pegawai, pemecatan, pengunduran diri, dan pensiun. Meskipun demikian penyelenggara pengadaan pegawai juga harus memperhatikan aspek- aspek seperti aspek kebutuhan. Penyelenggara tidak boleh secara cuma- cuma menempatkan pegawai untuk mengisi posisi yang lowong tetapi tetap harus menguji kompetensi yang dimilikinya.
Dengan diterapkannya kedua langkah tersebut diharapkan di perpustakaan provinsi DIY dapat terpenuhinya pegawai pada formasi perpustakaan serta dapat mennjaring kompetensi pustakawan sehingga akan menigkatkan pelayanan perpustakaan kepada masyarakat pengguna.
BalasHapusNhấc ThĂ nh thầm nghÄŠ trong lòng, cảm giĂĄc Thưᝣng DĆ°ĆĄng Äấo nhân cĂ ng ngĂ y cĂ ng khĂ´ng ÄĆĄn giản.
LĂşc nĂ y Háťng Liáťt LĂŁo Ma báť ÄĂĄnh cháşżt, trong tráşn chiáşżn ÄẼu káťch liáťt cĹŠng táťi trĂŹnh Äáť nhẼt Äáťnh, Ma Äấo ÄĂŁ cĂł VĂ´ Thưᝣng thiĂŞn ma rĆĄi xuáťng, hĆĄi tháť cĆ°áťng hĂŁn trĂ n ngáşp ra lĂ m cho khĂ´ng gian tdongtam
game mu
http://nhatroso.net/
http://nhatroso.com/
nhac san cuc manh
tĆ° vẼn luáşt
dáťch v᝼ thĂ nh láşp cĂ´ng ty tráťn gĂłi
vÄn phòng luáşt
táťng ÄĂ i tĆ° vẼn phĂĄp luáşt
thĂ nh láşp cĂ´ng ty
http://we-cooking.com/
chĂŠm giĂł
trung tâm ngoấi ngᝯháşm chĂ s᝼p Äáť.
NhĂŹn thẼy VĂ´ Thưᝣng thiĂŞn ma báť Äấi La Kim TiĂŞn vây cĂ´ng rĆĄi xuáťng, Nhấc ThĂ nh thầm nghÄŠ trong lòng, Äấi La Kim TiĂŞn, VĂ´ Thưᝣng thiĂŞn ma tháťąc láťąc áť TiĂŞn Ma giáťi coi nhĆ° lĂ táťi Äáť cao nhẼt Äáťnh, nhĆ°ng hiáťn tấi, báť ngĆ°áťi vây cĂ´ng cĹŠng cháť cĂł rĆĄi xuáťng, xem ra cho dĂš lĂ chĂnh mĂŹnh váť sau tu luyáťn táťi Äấi La Kim TiĂŞn cĹŠng cháť lĂ bĂŹnh thĆ°áťng mĂ thĂ´i, táť sĆ° gia chĂnh lĂ áť Äấi La Kim TiĂŞn Äáťnh phong cĹŠng báť ngĂŁ xuáťng, chĂnh mĂŹnh nhẼt Äáťnh phải Äáťt phĂĄ, tháťąc láťąc mấnh háşłn lĂŞn máťi Äưᝣc, náşżu khĂ´ng TiĂŞn Ma giáťi cÄn bản khĂ´ng nĆĄi bản thân mĂŹnh sáťng yĂŞn áťn.
Äấi chiáşżn sau náťa canh giáť, Ma Äấo VĂ´ Thưᝣng thiĂŞn ma ÄĂŁ cháť còn lấi hai ngĆ°áťi, TiĂŞn Äấo liĂŞn minh cĂšng Ma Äấo liĂŞn minh ÄĂŁ sáťm chiáşżn ÄẼu káťch liáťt lĂŞn tiĂŞu hao tháşt láťn, lĂşc nĂ y hĆĄn nᝯa tráşn phĂĄp khắc cháşż cĂšng ÄĂĄm ngĆ°áťi Káťł Thấch Äấo nhân, Thưᝣng Quang tĂĄn nhân vây cĂ´ng, táťą nhiĂŞn Ma Äấo liĂŞn Minh khĂ´ng phải lĂ Äáťi thᝧ.